terimakasih telah mengunjungi blogg melani

Kamis, 26 Januari 2012

DAMAPAK IKLAN POLA MAKAN ANAK JADI SALAH

Anak kini tidak bisa di pisahkan dari televisi. pokonya begitu anak melek atau bangun tidur, maka televisi pun langsung hidup.para orangtua sebenarnya menyadari, dampak negatif dari iklan maupun beberap, iklan yang di tawarkan.Namun mereka pun tidak mampu berbuat apa-apa , kecuali hanaya mengarahkan anak agar anak-anaknya tidak terpengaruh dengan iklan iklan yang muncul di layar televisi tersebut. banyak pihak yang minta agar pembuatan iklan di televisi maupn pembuatan lainnya perlu proporsionaldan logis. Selain itu, pemasang iklan harus jujur dengan produk yang akan di tawarkan. sebab selama ini, banyak sajian iklan yang tidak bisa di terma akal. misalnya: iklan vitamin yang bisa membuat anak pintar seketika dan masih banyak lagi. Menurut Dra yjipto Susana Msi, tayangan iklan bagi seorang anak  sekedar penawaran sebuah produk, tetapi juga merupakan penawaran nilai,gaya hidup,cara pandang,cara berfiikr, bersikap dan berprilaku. Anak belum mempunyai alat penyaringterhadap setiap nialai yang di tawarkan suatu iklan,"kata dalam sebuah sarasehan karena itu, ujarnya, anak-anak sebagai pribadi yang belum matang, belum mampu mengambil keputusan bedasarkan nilai-nilai kebenaran , belum mampu berfikir rasionaldan masig miskin informasi, membutuhkan banyak masukan dan pendampingan secara benar dari lingkungannya
Ia kemudian menyebut secara rinci beberapa dampak negatif iklan bagi anak,yaitu dapat membuat sikap konsumtif, artinya anak menjadi cenderung membeli barang bukan berdasrkan kebutuhan, tetapi berdasarkan keinginan, mengingat kebiasaan anak yang mengkonsumsi secara berlebihan makanan yang dapat menggangu kesehatn seperti makanan ringan, permen yang mengandung monosodium glutamat (MSG), juga menyebut iklan bisa membentuk pola makan anak menjadi salah, karena semua makanan di ganti menjadi serba instan"Bahkan yang lebih memprihatinkan,akibat anak menjdi kurang ulet dan tidak kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar